Jakarta, 18/102025 – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar, bersama Menteri Investasi Rosan Roeslani dan Gubernur Jakarta Pramono Anung, meninjau langsung empat gedung bersejarah di Kota Tua, menandai komitmen kuat pemerintah untuk mengubah kawasan itu menjadi hub ekonomi kreatif menjelang 500 Tahun Jakarta.
“Harapannya, Kota Tua bisa menjadi destinasi yang membantu para pejuang ekraf lebih mudah mengembangkan ide, bisnis, dan membangun jejaring dengan ragam aktivasi,” ujar Wamen Ekraf meninjau Kota Tua Jakarta, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Kawasan bersejarah Kota Tua Jakarta akan dihidupkan kembali sebagai pusat ekonomi kreatif dan destinasi warisan budaya. Wamen Ekraf ingin kawasan Kota Tua bisa memberi inspirasi segar bagi para pejuang ekraf di Indonesia untuk menunjukkan kreativitas yang tak pernah usang.
“Revitalisasi Kota Tua salah satunya bertujuan untuk mendukung kegiatan para pejuang ekraf untuk menciptakan karya-karya terbaiknya,” kata Wamen Ekraf.
Wamen Ekraf turut mengapresiasi kawasan Kota Tua Jakarta yang saat ini juga masuk dalam pengembangan Transit Oriented Development (TOD). Tentu Kota Tua akan menjadi tempat pertemuan berbagai elemen seperti pemerintah, investor, komunitas, dan media untuk memperluas peluang kolaborasi koridor ekonomi kreatif.
“Kota Tua bisa menjadi penghubung untuk mengenalkan potensi kota Jakarta lebih luas melalui kolaborasi lintas sektor dan konsolidasi aset bersejarah. Kota Tua Jakarta juga bisa dijadikan lebih bagus dan lebih nyaman bagi semua orang sehingga menjadi destinasi kebanggaan kita bersama,” ungkap Wamen Ekraf.
Kunjungan ke Kota Tua Jakarta menjadi kegiatan peninjauan yang ketiga kali sejak dilakukan pada Januari 2025. Adapun empat tempat yang dikunjungi hari ini yaitu Common Space Museum Bank Mandiri, Gedung Arsip Fatahillah, Gedung Kali Besar, dan Toko Merah.
“Kita punya semangat yang sama untuk menghidupkan kembali dan membuat ekosistem Kota Tua ini bisa berkembang dan menjadi salah satu kebanggaan ikon Jakarta yang baru. Paling tidak, kita memang harus melakukan perbaikan dari gedung yang ada tanpa mengubah karakteristik fasadnya. Intinya bukan mengubah yang ada di dalam, tetapi mempercantik sehingga kita perlu berdeliberasi untuk kegunaan setiap gedungnya seperti apa,” ujar Rosan Roeslani.
Pembahasan rencana pengembangan Kota Tua ke depan dengan memanfaatkan signifikansi historis kawasan semakin menarik sebab ada target-target penting yang harus dicapai seperti pengoperasian Mass Rapid Transit (MRT) Kota Tua pada tahun 2029. Tantangan lain juga harus dihadapi meliputi aksesibilitas, kenyamanan pejalan kaki, dan aset-aset bangunan bersejarah yang harus dimanfaatkan secara optimal.
“Awal 2026 nanti, Pemerintah Jakarta akan memperbaiki sarana-prasarana dasar seperti jalan, sungai, dan pedestrian. Kami juga akan mengusulkan untuk memindahkan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ke Kawasan Kota Tua sehingga bisa menjadi tempat para seniman bisa berimprovisasi kreativitasnya. Apalagi tahun 2029, MRT sudah selesai sampai Kota Tua dan daerah ini harus siap menjadi tempat baru dan tentu secara khusus mampu menarik turis-turis dari Eropa Barat, Eropa Timur, Asia, Jepang, China, dan sebagainya,” kata Pramono Anung.
Dalam kunjungan itu turut hadir Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (WamenPPPA), Veronica Tan; Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Khusus Jakarta, Atika Nur Rahmania; Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Andhika Permata; perwakilan MRT Jakarta; serta jajaran pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
kemenEKRAF





