EKRAF

Kementerian Ekraf Dorong Sinergi Global dalam Pengembangan Film Animasi “Malahayati”

Jakarta, 17 Oktober 2025 – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, mendorong proyek film animasi “Malahayati” yang diangkat dari kisah Laksamana perempuan pertama di dunia asal Aceh, untuk go international. Melalui penjajakan kolaborasi dengan studio global animasi BASE (Bali Animasi Solusi Ekakarsa) atau Brown Bag Films dan Kedutaan Besar Turki, film ini tidak hanya bertujuan menghidupkan sejarah, tetapi juga menjadi aset kekayaan intelektual yang bernilai ekonomi tinggi.

“Animasi merupakan salah satu subsektor prioritas yang diamanatkan Presiden Prabowo untuk dikembangkan dalam lima tahun ke depan. Melalui klaster program seperti Sinergi Ekraf, kami bisa dorong kolaborasi film animasi Malahayati dengan Dubes Turki untuk memperluas eksposur dan membuka peluang investasi global. Selain itu, kami juga bisa kolaborasikan dengan asosiasi voice over untuk mengkurasi pengisi suara, agar kualitas film ini semakin optimal,” tegas Menteri Ekraf Teuku Riefky di Kantor Kementerian Ekraf, Jakarta, Jumat (17/10).

Menteri Ekraf menyampaikan bahwa Kementerian Ekraf berkomitmen memfasilitasi kerja sama dengan mitra strategis yang relevan, termasuk dengan pihak internasional. Ia menyoroti peran Kementerian dalam membantu komersialisasi kekayaan intelektual berbasis budaya.

Menurutnya, kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Indonesia dapat menjadi the new engine of growth yang dimulai dari daerah.

“Setiap daerah di Indonesia menyimpan kisah sejarah dan pahlawan yang luar biasa, termasuk Aceh dengan beragam legenda dan tokoh perjuangannya. Peran kami adalah memfasilitasi agar kekayaan cerita ini dapat dikembangkan dan dikomersialisasi melalui karya kreatif seperti film, komik, atau gim. Film animasi Malahayati membuktikan bahwa ketika storytelling yang kuat dikemas menjadi karya kreatif yang berkualitas, sejarah bisa dihidupkan kembali dan bisa menjadi kekayaan intelektual bernilai ekonomi tinggi,” ujar Menteri Ekraf.

Studio BASE didirikan pada 2015 dan resmi rebranding menjadi Brown Bag Films pada 2019. Sejak 2024, Brown Bag Films menjadi bagian dari Scholastic Inc., perusahaan penerbitan terkemuka asal Amerika Serikat. Studio ini kini mempekerjakan sekitar 320 profesional, dengan 99 persen di antaranya merupakan talenta lokal berbasis di Bali.

Proyek terbaru mereka, Malahayati, merupakan kolaborasi dengan Temotion (PT Tempo Kreasi Animasi) yang mengangkat kisah Laksamana Keumalahayati, pahlawan perempuan asal Aceh yang dikenal sebagai laksamana perempuan pertama di dunia, sekaligus simbol kepemimpinan, keberanian, dan pemberdayaan perempuan Indonesia. Melalui proyek ini, sejumlah elemen budaya Indonesia juga akan dihadirkan, termasuk Pencak Silat dan Tari Saman, serta potensi penguatan hubungan sejarah antara Turki dan Indonesia.

Executive and Business Strategy Manager Brown Bag Films Sigit Eko Prabowo menjelaskan bahwa timnya tengah menjalankan proyek bertajuk Integrated Indonesian Animation, yaitu inisiatif jangka panjang untuk memproduksi sepuluh film layar lebar dalam sepuluh tahun. Setiap film mengangkat karakter dan cerita dari berbagai daerah di Indonesia, dengan tema yang berakar pada budaya, pelestarian alam, teknologi hijau, dan nilai heroik.

“Melalui proyek ini, kami ingin memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia lewat sepuluh film yang masing-masing merepresentasikan karakter dan kisah dari berbagai provinsi. Misalnya, Malahayati dari Aceh yang mengangkat semangat kepahlawanan, lalu dari Bali ada karakter ‘Wayan’ yang menggambarkan keseimbangan alam dan kearifan lokal. Kami juga akan mengangkat karakter-karakter dari hewan endemik Nusantara sebagai bagian dari pengembangan IP Indonesia yang berdaya saing global,” ujar Sigit.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Aceh, Almuniza Kamal, turut menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan film animasi Malahayati yang dinilai mampu mengangkat kembali semangat kepahlawanan dan memperkenalkan sejarah Aceh ke khalayak luas. Pemerintah Aceh berkomitmen untuk berkolaborasi dalam kegiatan promosi dan peluncuran film tersebut, sekaligus memperkuat jejaring kerja sama dengan mitra internasional.

“Kami sangat mendukung pengembangan film animasi Malahayati karena membawa nama dan semangat Aceh ke tingkat nasional maupun global. Ke depan, kami berharap dapat berkolaborasi dalam kegiatan peluncurannya serta menjajaki kerja sama yang mempererat hubungan antara Indonesia dan Turki, mengingat Aceh dan Turki memiliki ikatan sejarah yang kuat,” ujar Staf Khusus Almuniza.

Turut hadir mendampingi Menteri Ekraf dalam pertemuan tersebut Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu, Staf Khusus Menteri Bidang Isu Strategis dan Antarlembaga, Rian Firmansyah, Tenaga Ahli Bidang Isu Strategis Gemintang Kejora Mallaranggeng. Sementara itu dari pihak Brown Bag Films turut hadir Operational Manager Anin Wening.

Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif